
GAME BOARD HISTORY EFEKTIF, TINGKATKAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI
GAME
BOARD HISTORY EFEKTIF, TINGKATKAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI
Wulan Dwi Aryani,
M.Pd
Permendikbud No 22 tahun 2016 mengamanatkan
bahwa guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
yang variatif, inovatif dan mengaktifkan peserta didik (student center), tetapi pada kenyataannya masih banyak guru yang
menyampaikan materi dengan menggunakan teksbook
oriented yang berkesan tekstual dan teacher
center. Ketika pembelajaran berlangsung, peserta didik belum secara aktif
dilibatkan dalam pembelajaran, peserta didik cenderung pasif dan kurang semangat
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Peserta didik hanya duduk diam
mendengarkan guru menyajikan materi, hal yang demikian membuat peserta didik
kurang antusias mengikuti pembelajaran IPS sehingga pembelajaran menjadi sangat
membosankan.
Solusi mengatasi permasalahan pembelajaran
tersebut adalah menggunakan Game Board
History. Game Board History mengadopsi
TGT milik Slavin (1995) merupakan pembelajaran yang memadukan permainan
dengan papan berbentuk roda bundar tingkat/susun tiga, dengan indikator materi
sejarah, adapun teknik permainannya dengan cara memutar papan yang berbentuk
roda bundar tingkat/susun tiga dan
mencari pasangan dari indikator materi sejarah yang disajikan pada papan roda
bundar tingkat/susun tiga yang memuat 5W1H (when,
where, what, who, why dan how), kemudian hasil memasangkan materi pada
papan roda bundar tingkat/susun tiga di pindahkan pada lembar kerja peserta
didik dalam tim belajar untuk mengembangkan tingkat berpikir HOTS.
Adapun sintak Game Board History adalah sebagai berikut: menyampaikan tujuan dan
mempersiapkan peserta didik yaitu memberi apersepsi dan motivasi pada peserta
didik, menginformasikan tujuan pembelajaran; presentasi guru, guru menyampaikan
materi pembelajaran lima belas menit untuk menggali pengetahuan peserta didik
terhadap materi; mengorganisasi peserta didik ke dalam tim-tim belajar, dengan
membagi peserta didik dalam tim, setiap tim terdiri atas 5-6 peserta didik
secara heterogen; membantu kerja tim dalam belajar, guru keliling meja
permainan untuk memastikan peserta didik memahami aturan dan pelaksanaan
permainan akademik berupa lembar kerja game
akademik. Pelaksanaan turnamen akademik adalah di setiap akhir pertemuan, dengan Game Board History berupa papan berbentuk roda bundar tingkat/susun
tiga, roda tingkat pertama merupakan petunjuk waktu (when), roda tingkat kedua merupakan petunjuk tempat (what), roda tingkat ketiga merupakan
petunjuk tokoh pemimpin perlawanan (who),
dimana peserta didik dalam tim belajar harus memasangkan setiap papan bundar
tingkat tiga sehingga membentuk kesamaan materi perlawanan rakyat terhadap
pemerintah kolonial Hindia Belanda dan organisasi pergerakan nasional; mengevaluasi,
guru melaksanakan evaluasi setiap akhir pertemuan setiap siklusnya untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik; memberikan pengakuan atau
penghargaan terhadap prestasi game
dan turnamen akademik yang terbaik, tim
yang mendapatkan penghargaan adalah tiga tim yang perolehan skor akhir dalam
permainan mencapai skor tertinggi, dengan urutan penghargaan sebagai Tim Baik,
Tim Sangat Baik, Tim Super
Game Board History dapat diterapkan pada
semua mata pelajaran tidak hanya IPS, dimana pembelajaran tersebut terdapat
konsep materi yang cukup banyak, sedangkan peserta didik kesulitan dalam memahaminya,
tinggal jumlah roda disesuaikan dengan kebutuhan,dapat ditambah maupun
dikurangi,Game Board History mampu
mengaktifkan peserta didik dalam pembelajaran,sehingga pembelajaran IPS menjadi
lebih bermakna dan dapat digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan pembelajaran
yang sejenis berfokus pada keterampilan sosial peserta didik dalam mengeluarkan
pendapat.
Editor : Suhirman