
SASTRAWAN MILENIAL TERCIPTA DENGAN GLS
Sastrawan
Milenial Tercipta Dengan GLS
Wulan Dwi Aryani,
M.Pd
Guru IPS SMP
Negeri 1 Kandeman-Batang
085641620756
Minat baca
peserta didik secara umum sangat rendah hal ini terbukti dari minimnya
pengetahuan yang dimiliki mereka terhadap kuantitas informasi yang diterima,
hal ini terjadi karena kebiasaan membaca belum ditanamkan sejak dini. Role
model yang biasa berlaku di tingkat sekolah adalah guru, biasanya peserta didik
akan mengikuti kebiasaan guru. Selain belum menjadi kebiasaan, kualitas sarana kegiatan
penunjang literasi yang masih minim di sekolah menjadi faktor penyebabnya. Secara
tidak langsung hal tersebut menjadi penghambat kualitas literasi di sekolah
untuk berkembang.
Guru seharusnya menjadi teladan bagi
peserta didik, khususnya dalam hal membaca. jika guru menginginkan peserta
didiknya membaca, keteladanan dalam hal membaca harus terus dieksplisitkan dan
digelorakan. Dengan kata lain, guru perlu menunjukkan minat terhadap bacaan dan
turut membaca bersama peserta. Guru perlu membaca beragam sumber bacaan agar
dapat meningkatkan kompetensi diri dan kualitas pembelajaran. selain itu,
kegiatan membaca diyakini merupakan kunci yang akan membuka pintu kebaikan dan
ilmu pengetahuan yang berperan dalam membentuk karakter seseorang.
Guru yang hebat selayaknya menjadi teladan
literasi bagi peserta didiknya, karena peran guru sangat besar dalam
mensukseskan kegiatan literasi. banyak cara yang dapat ditempuh, beberapa di
antaranya dapat diwujudkan melalui: guru sebagai penggerak literasi, guru
sebagai teladan membaca, guru sebagai teladan menulis (guru menulis dan
menerbitkan karya inovatif), dan guru
melaksanakan ktiyang sesuai dengan tupoksinya yaitu penelitian tindakan kelas. Tidak
diragukan lagi bahwa peran guru sebagai penggerak literasi sangat diperlukan.
dalam program literasi di sekolah, agar dapat memperoleh informasi dari sumber
bacaan secara optimal, guru memerlukan strategi membaca efektif. Menumbuhkan
minat baca peserta didik dan melaksanakan pembelajaran berbasis literasi
dilakukan oleh sekolah melalui Gerakan Literasi
Sekolah (GLS).
Gerakan
Literasi Sekolah adalah sebuah gerakan dalam upaya menumbuhkan budi pekerti
peserta didik yang bertujuan agar peserta didik memiliki budaya membaca dan
menulis sehingga tercipta pembelajaran sepanjang hayat. Kegiatan rutin ini
dilaksanakan untuk menumbuhkan minat baca peserta didik serta meningkatkan
keterampilan membaca. Materi baca berisi nilai-nilai budi pekerti, berupa
kearifan lokal, nasional, dan global yang disampaikan sesuai tahap perkembangan
peserta didik. Gerakan literasi sekolah ini merupakan upaya menyeluruh yang
melibatkan semua warga sekolah baik guru, peserta didik, orang tua/wali murid,
dan masyarakat, sebagai bagian dari ekosistem pendidikan sehingga membutuhkan
dukungan kolaboratif berbagai elemen. Sejalan
dengan program pemerintah yang telah menggiatkan gerakan literasi di sekolah di kalangan anak usia
sekolah dengan harapan mampu menumbuhkan minat baca, sekolah merancang kegiatan
yang literasi guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
GLS yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kandeman
melalui tiga kegiatan, yaitu pembiasaan, pengembangan dan pembelajaran. pada kegiatan pembiasaan dilakukan dengan
mengadakan gerakan membaca lima belas menit di awal pembelajaran bersama guru
yang mengampu pada jam pertama, di hari jum’at terdapat jam khusus gerakan
membaca bersama selama satu jam pelajaran bersama wali kelas masing-masing,
peserta didik membaca buku-buku non pelajaran yang terkandung maksud untuk
menambah wawasan mereka terhadap ilmu dan pengetahuan, teknologi, cerita sastra
serta meumbuhkan budaya baca peserta didik dengan ketauladanan guru. Kegiatan
membaca bersama dilanjut dengan membuat ringkasan terhadap buku tersebut dengan
maksud supaya peserta didik mampu berpikir kritis menanggapi intisari apa yang
di bacanya dan membiasakan untuk menulis. Peran Wali Kelas adalah sebagai
reviewer yang akan memberi penilaian ringkasan peserta didik serta paraf buku
jurnal yang berisi ringkasan tersebut.
Literasi dalam pembelajaran dilaksanakan
dengan membaca dengan keras oleh peserta didik dan yang lain menyimak setelah
itu terdapat beberapa temannya menanggapi materi yang dibaca tersebut sehingga
menumbuhkan kebiasaan menanya dan critical
thinking peserta didik, kegiatan
tersebut juga dimaksudkan supaya peserta didik memiliki pengetahuan awal materi
yang akan dipelajari dalam pembelajaran di kelas, serta membiasakan budaya
membaca, materi sesuai mata pelajaran
masing-masing guru yang mengampu dikelas dengan tujuan membiasakan peserta
didik membaca.
Kegiatan pengembangan GLS di SMP Negeri 1 Kandeman
terintegrasikan dengan pengembangan diri melalui Extrakurikuler TIK yang
pelaksanaanya seminggu tiga kali yaitu hari kamis, jum’at dan sabtu dengan
waktu kegiatan setelah pulang sekolah dibawah pembimbing Guru IPS berkolaborasi
dengan Guru Bahasa Indonesia, bagi peserta didik yang memiliki minat, bakat
dalam menulis puisi dan cerpen mampu terakomodir dalam menyalurkan
kemampuannya, dengan melaksanakan GLS disekolah yang dikolaborasikan dengan
kegiatan Ekstra TIK sastrawan milenial tercipta di SMP Negeri 1 Kandeman, dalam satu semester kegiatan Ekstrakulikuler
berjalan telah terbit buku antologi puisi dan cerpen yang telah ber-isbn karya
peserta didik kelas tujuh dan delapan.
terciptanya buku antologi sastra berupa puisi dan cerpen tidak lepas dari peran keteladan yang diberikan guru
terhadap peserta didik. Peran penting guru ini akan semakin berkembang jika
guru juga berperan sebagai penggerak literasi dengan terciptanya buku antologi
puisi dan cerpen yang diletakkan di perpustakaan sekolah diharapkan membawa
inspirasi bagi peserta didik untuk membacanya serta mengikuti jejak temannya
yang sudah terlebih dahulu mampu membuat buku antologi puisi dan cerpen
sehingga GLS menjadi membudaya di sekolah.
GLS berhasil karena adanya keteladanan guru yang literat, peserta didik menjadi tergugah dan termotivasi saat
melihat para gurunya sering membaca dan menulis. tak hanya Guru saja, GLS
berhasil apabila semua Stakeholder Sekolah termasuk Kepala Sekolah bahkan kalau
perlu hingga Penjaga Sekolah juga berikan akses yang mudah kepada peserta
didik untuk menggunakan sarana dan
prasarana yang mendukung pelaksanaan literasi.
Dengan
membuat buku antologi puisi dan cerpen ber-isbn, peserta didik sudah mampu
menguasai literasi dasar yaitu literasi baca tulis, dan diharapkan mampu
berkembang kepada penguasaan literasi numerasi, digital, sains, finansial,
serta literasi budaya dan kewarganegaraan.
Editor : Suhirman